Akankah ku bahagia Bila tanpa dirimu Melihatmu bersamanya Melukis hidup bersama Kutitik-kan air mata duka Bahagiakah kau dengan dia Membuatku menunggu Seribu tahun lamanya Kubercinta dengan duka Sampai kapankah ku harus Menunggumu Sanubari ku meyakini Bahwa kita suatu hari kan menjalani Walau perih dihati walau tak saat ini Mungkin suatu hari nanti Dan bila saatnya tiba Mungkinkah kau untukku Seperti kamu bersamanya Melukis hidup bersama Sampai kapan kah ku harus Berharap kan kau bersamaku Sanubari ku meyakini Bahwa kita suatu hari kan menjalani Walau perih dihati walau tak saat ini Mungkin suatu hari nanti Hati ini lelah Ku tak mau Terus menyerah tenggelam dalam perih Mimpi yang kujalani Sanubari ku meyakini Bahwa kita suatu hari kan menjalani Walau perih dihati walau tak saat ini Mungkin suatu hari nanti Mungkin suatu hari Mungkin suatu hari nanti

Satu hari di hari Raya Kulihat cahya bersinar indah Langit cemerlang tak terkira Tanda kuasa yang Maha Esa Memberi nikmat pada manusia Satu hari di hari Raya Kudengar irama yang sungguh indah Kucuba mendekati padanya Kira irama itu adalah Suara pujian pada Yang Esa Satu hari di hari Raya Aku menangis tanda gembira Aku menangis tanda ku cinta kepadanya Satu hari di hari Raya Kulihat wajah suci ibuku Kulihat wajah kasih ayahku Ku gembira Mungkin inilah dia kebahgiaan Satu hari di hari Raya Kulihat cahaya bersinar indah Langit cemerlang tak terkira Tanda kuasa yang Maha Esa Memberi nikmat pada manusia Satu hari di hari Raya Aku menangis tanda gembira Aku menangis tanda ku cinta kepadanya Satu hari di hari Raya Kulihat wajah suci ibuku Kulihat wajah kasih ayahku Ku gembira Mungkin inilah dia kebahgiaan Satu hari di hari Raya Kulihat cahya bersinar indah Langit cemerlang tak terkira Tanda kuasa yang Maha Esa Memberi nikmat pada manusia Satu hari di hari Raya, oh Satu hari di hari Raya, oh

Tujuh puluh tiga pintu Tujuh puluh tiga jalan Yang sampai hanya satu jalan Ribu-ribu Margasatua Mencari raja si Muraq Yang sampai hanya tiga puluh Ooh... Sang Algojo Ooh... nanti dulu Lihat dunia dari mata burung Atau lihat dari dalam tempurung Yang mana satu engkau pilih Dalam kalut ada peraturan Peraturan mencipta kekalutan Di mana pula kau berdiri Di sini Ooh... Sang Algojo Ooh... nanti dulu Berikan ku kesempatan akhir ini Untuk menyatakan kalimah Sebenarnya Berikan aku kesempatan akhir ini Lai lai la lai la lai Tanya sama itu hud-hud Lang mensilang Kui mengsikui Kerana dia yang terbangkan aku ke mari Ooh... Sang Algojo Ooh... nanti dulu Tujuh puluh tiga pintu Tujuh puluh tiga jalan Yang sampai hanya satu jalan Ribu-ribu Margasatua Mencari raja si Muraq Yang sampai hanya tiga puluh Ooh... Sang Algojo Ooh... nanti dulu Berikan ku kesempatan akhir ini Untuk menyatakan kisah Sebenarnya Berikan aku kesempatan akhir ini Lai lai la lai la lai Tanya sama itu hud-hud Lang mensilang Kui mengsikui Kerana dia yang terbangkan aku ke mari Tanya sama itu hud-hud Lang mensilang Kui mengsikui Kerana dia yang terbangkan aku ke mari Lai la lai la lai lai la lai la lai lai (Yeah)

Kau, yang berselindung Dibalik sutera, warnamu pelangi Engkau mustika hati Pesona cinta, mahligai rindu Malam dingin yang kejam Aku tiada gentar, kerna cintamu Misteri alam kian terbongkar Lena jadi sedar, kerna kasihmu Yang, dulu kucari Rupa-rupanya ada di sini Dan yang bermain di mimpi Menjelmalah engkau dalam realiti Dulu lalu depan mata Tapi ku tak hirau, ku tak peduli Tapi setelah kutahu hanya engkau teman Kau, tak kulepaskan Mustika Oh, Mustika Mustika Oh, Mustika Mestikah aku menjadi penanti Pelukan sakti cinta sucimu? Aku tak sabar menantikan esok hari Bawalah daku bersamamu Oh, Mustika hatiku Oo-oh Oo-oh Mustika Oh, Mustika Mustika Oh, Mustika Mustika Oh, Mustika Kau, yang berselindung Dibalik sutera, warnamu pelangi Engkau mustika hati Pesona cinta, mahligai rindu Malam dingin yang kejam Aku tiada gentar, kerna cintamu Misteri alam kian terbongkar Lena jadi sedar, kerna kasihmu Mustika Oh, Mustika Mustika Oh, Mustika Mustika Oh, Mustika

Mengapa kanta ini masih berkaca Sedang ku telah pun terima di dalam reda? Segala kepahitan Pengalaman menjadi penawar Mengejar impi ke pintu surga Duhai, Bonda, bilakah akan Ku kecapi kasturi? Penebus maruah Dan semangat lama Mengapa sinar neon dan gedung indah Kotaraya yang menjanjikan sejuta rasa Sejuta haruman Kini menjadi penjara jiwa? Ku yang merindukan ketenangan Duhai, Bonda, hari-hariku Kini berlalu Bagaikan bahtera Tanpa layar dan kemudi, oh-oh-oh-oh Bonda, akhirnya Terbongkar jua rahsia Tangisan dan gurindam Keramat kasih sayangmu Keramat kasih sayangmu Bonda, akhirnya Terbongkar jua rahsia Tangisan dan gurindam Keramat kasih sayangmu Keramat kasih sayangmu Mengapa sinar neon dan gedung indah Kotaraya yang menjanjikan sejuta rasa Sejuta haruman Kini menjadi penjara jiwa? Ku yang merindukan ketenangan Duhai, Bonda, hari-hariku Kini berlalu Bagaikan bahtera Tanpa layar dan kemudi, oh-oh-oh-oh Bonda, akhirnya Terbongkar jua rahsia Tangisan dan gurindam Keramat kasih sayangmu Keramat kasih sayangmu Bonda, saat dan pertemuan semula Kita kali ini Akan ku abadikan Keramat kasih sayangmu Oh, Bonda Bonda Bonda