Madu Merah - Itje Trisnawati

Saat gerimis datang Membasahi gaun merahku Yang engkau berikan untukku Kini gaun merah ini Hanya menjadi saksi bisu Saat kau tinggalkan diriku Terbuai aku dalam mulut manismu Yang penuh dengan janji palsu Seakan semuanya indah Terpuruk aku di dalam lembah cinta Yang membuat mataku buta Karna diriku selama ini tak tau dirimu mendua Biarkan kubawa luka hatiku ini Dan tak akan aku sesali Walaupun gerimis tak henti Kini cukup sudah aku rasakan perih hati Dan ku tak mau terulang lagi Walaupun cintaku bersemi Pergilah kasih kuharap kau bahagia Dan biarkanlah cinta kita Hanyalah menjadi cerita Terbuai aku dalam mulut manismu Yang penuh dengan janji palsu Seakan semuanya indah Terpuruk aku di dalam lembah cinta Yang membuat mataku buta Karna diriku selama ini tak tau dirimu mendua Biarkan kubawa luka hatiku ini Dan tak akan aku sesali Walaupun gerimis tak henti Kini cukup sudah aku rasakan perih hati Dan ku tak mau terulang lagi Walaupun cintaku bersemi Pergilah kasih kuharap kau bahagia Dan biarkanlah cinta kita Hanyalah menjadi cerita

Duh Engkang naha teungteuingeun Duh Engkang sok kabina bina Engkang mulai lupa Dikala hidup susah Tinggal di rumah tua Waktu kita di desa Duh Engkang naha teungteuingeun Duh Engkang sok kabina bina Engkang sudah lupa Waktu hidup sengsara Makan dari mertua Waktu kita di desa Baru saja lumayan hidup di Jakarta Engkang rek suka suka Engkang rek ngadua Daripada sengsara, biar jadi randa Biar banda teu boga asal bahagia Duh Engkang sok kabina bina Coba Engkang renungkan niat hidup kita Membangun rumah tangga Kekal bahagia Kita harus berkorban demi masa depan Harta hanya titipan itu milik Tuhan Duh Engkang sadarlah kembali Duh Engkang syukur pada Tuhan Duh Engkang terhindar cobaan Hidup sederhana asalkan bahagia Itu tujuan kita untuk selama-lamanya

Ha-ha ha-ha ha-ha Bunga mekar nan bersemi Semerbak harum menawan hati Kumbang tersenyum berseri Terbang melayang menghampiri Bunga pun tertunduk malu Walaupun hati menggebu Aduh Tersipu Sang kumbang datang menyapa Sopan santun bahasanya Bunga pun merasa oh bahagia Bunga mekar nan bersemi Semerbak harum menawan hati Kini bunga bahagia Kumbang selalu disampingnya Kumbang pun tak mau jauh Berputar menari Menyentuh bunga Bunga menyambut dengan manja Sentuhan kumbang sangat mesra Aduh... Ha-ha ha-ha ha-ha Bunga mekar nan bersemi Semerbak harum menawan hati Kumbang tersenyum berseri Terbang melayang menghampiri Bunga pun tertunduk malu Walaupun hati menggebu Aduh... Tersipu Sang kumbang datang menyapa Sopan santun bahasanya Bunga pun merasa oh bahagia Bunga dan kumbang berjanji Bersama sehidup semati Kini bunga bahagia Kumbang selalu disampingnya Kumbang pun tak mau jauh Berputar menari Menyentuh bunga Bunga menyambut dengan manja Sentuhan kumbang sangat mesra Aduh... Ha-ha ha-ha ha-ha Bunga dan kumbang berjanji Bersama sehidup semati

Rasa curigamu, rasa cemburumu Kiranya topeng kepalsuan Engkau menuduh sebelum engkau tertuduh Omongan marahmu, hinaan mulutmu Kiranya topeng kecurangan Kau marah padaku sebelum ku marah padamu Kau marah padaku sebelum ku marah padamu Kau melempar batu, sembunyi tangan Kau tuduh diriku mengkhianat cinta Tetapi ternyata engkaulah penyebab kehancuran ini Sepandai-pandainya kau membungkus bangkai Akhirnya ku tahu kau telah bercinta dengan wanita yang lain Silahkan kau pilih, aku atau dia Omongan marahmu, hinaan mulutmu Kiranya topeng kecurangan Kau marah padaku sebelum ku marah padamu Kau marah padaku sebelum ku marah padamu Kau melempar batu, sembunyi tangan

Lenggang Kangkung Hai Lenggang Kangkung Kalau Hati Sudah Terpanah Asmara Biar Jauh Jalan Kaki Didatengin Hai... Lekat Getah Nangka Lebih Lekat Cinta Lenggang Kangkung Hai Lenggang Kangkung Kalau Hati Sudah Kena Demam Cinta Hujan Angin Basah Kuyup Dibelain Hai... Manis Manis Gula Lebih Manis Cinta Panas Panas Api Lebih Panas Cinta Pegang Rambut Ingat Si Dia Usap Pipi Ingat Si Dia Terbayang... Waktu Pacaran Lihat Kursi Ingat Si Dia Ingat Waktu Duduk Berdua Bercanda... Manja-Manjaan Senyum Senyum Hai... Senyum Sendiri Rasa Ingin Hai... Terulang Lagi Lenggang Kangkung Hai Lenggang Kangkung Kalau Hati Sudah Kena Demam Cinta Hujan Angin Basah Kuyup Dibelain Hai... Manis Manis Gula Lebih Manis Cinta Panas Panas Api Lebih Panas Cinta Pegang Rambut Ingat Si Dia Usap Pipi Ingat Si Dia Terbayang... Waktu Pacaran Lihat Kursi Ingat Si Dia Ingat Waktu Duduk Berdua Bercanda... Manja-Manjaan Senyum Senyum Hai... Senyum Sendiri Rasa Ingin Hai... Terulang Lagi Lenggang Kangkung Hai Lenggang Kangkung Kalau Hati Sudah Kena Demam Cinta Hujan Angin Basah Kuyup Dibelain Hai... Manis Manis Gula Lebih Manis Cinta Panas Panas Api Lebih Panas Cinta (Poetoekampret)