Cari-cari baju rapi lagi Akhir pekan, pesta pernikahan lagi Setelan yang itu-itu lagi Kaca bosan, bentukanku sama lagi Ambil kambing guling, salaman, foto, lalu pulang (Jangan lupa foto sebelum pulang) Inginnya memang tidak peduli Apa daya, ujungnya alkohol lagi Cari-cari trauma, saat hilang pasti nge-tweet lagi Jika ada yang harus diingatkan, ya, pasti hanyalah diriku Bahwa banyak hal yang harus dipikirkan selain cinta melulu Berhenti mengira hanya aku yang paling pantas untuk mengeluh Semua kepingan baik akan datang, namun m'reka perlukan waktu Sabar Yang perlu kau kenal, ya, dirimu Yang perlu kurangi minum kamu Yang perlu nasihat, masih kamu Bahwa semua orang pernah sakit hati Semua orang pernah patah hati Semua orang pernah ingin mati Semuanya pernah ditinggal pergi Kutip-kutip kata bijak lagi Akhir tahun, bikin resolusi lagi Ambil hati omongan orang, lantas gagal tenang (Semua disalahkan, selalu kurang) (Cari pelarian, tak pernah kenyang) Jika ada yang harus diingatkan, ya, pasti hanyalah diriku Bahwa banyak hal yang harus dipikirkan selain cinta melulu Berhenti mengira hanya aku yang paling pantas untuk mengeluh Semua kepingan baik akan datang, namun m'reka perlukan waktu Sabar Yang perlu kau kenal, ya, dirimu Yang perlu kurangi minum kamu Yang perlu nasihat, masih kamu Bahwa semua orang pernah sakit hati Jika ada yang harus diingatkan, ya, pasti hanyalah diriku Bahwa banyak hal yang harus dipikirkan selain cinta melulu Berhenti mengira hanya aku yang paling pantas untuk mengeluh Semua kepingan baik akan datang, namun m'reka perlukan waktu Sabar Yang perlu kau kenal, ya, dirimu Yang perlu kurangi minum kamu Yang perlu nasihat, masih kamu Bahwa semua orang pernah sakit hati

Kuhadapi sebuah senyum palsu Kulihat kau meragukanku Aku terdiam membisu Tak ada yang menguatkanku Kini semua pergi Berjalan menghilang semua bungkam Harapan ku tlah hilang Lepaskan aku dendam Jangan berhenti Berhenti berlari Buktikan kau bukan pecundang Jangan berhenti Berhenti memaki Buktikan Tak menyangka ini semua terjadi Ambisi yang menjadi tragedi Hitamku menjadi abu Lirikku dalam lamunan Kukira aku kan terhenti Ingin menjawab semua teka teki Ku harus tetap berdiri Meski ku terjatuh lagi Ragumu, Muakku, Sesakkan Nadaku

Telah lama kita berjalan acuh di dalam jauh Menjalani hari mengira segalanya berlalu Pernah kutemui masa berambisi anganku Kita menghabiskan hari bersama diatap yang sama Dan kini kutemukanlah banyak cerita Nikmati lembaranmu disana Berubah, kita hanya pernah yang menjelma punah Buka kau mendengar iin pastikanlah dirimu Mendengarkan syair ini tak melibatkan hati Karena epilog tertulis dikisah ini Sekeras apapun ratap bergeming menyesali Takkan mengubah yang terjadi agar bisa kembali Naif tuk berpikir bahwa pilu akan berlabu Serpihan yang terberai sukar untuk terangkai Cobalah temukanlah banyak cerita Nikmati lembaranmu disana Berubah, kita hanya pernah yang menjelma punah Bila kau mendengar ini Pastikanlah dirimu mendengarkan syair ini tak melibatkan hati Karena epilog tertulis dikisah ini Buang semua kisah yang terlewati Kita hanyalah sebuah kisah yang jadi sejarah Afeksi yang tercipta telah hilang Kau tulis ulang segalanya tanpaku didalamnya

Tak ubah nalarku Lelah tuk memandangmu Kau masih bekutik dengan cara berpikir yang dulu Langkah tak lagi sama Tersenyum dan terjerat Jelaskan arti kedewasaan nanar menjadi jawaban Masih belum berubah Sampai kapankah jiwa Kan terus memelihara Besarkan egomu yang serakah Kita tidak tercipta Tuk sebatas berkerja Lalu mati begitu saja Tak mudah Tak inginkah kakimu beranjak Setelah salah benar terkuak Gunakan baik jantung yang berdetak Sebelum kau beku tak bergerak Kau bernafas diudaranya Lalu kau lupakan semua Segala yang tlah dia berikan Angkuh kau dengan itu Bergegaslah Beranjaklah Sebelum semua sesalmu Menyapa datang menghantuimu

Kau slalu dalam ingatan Kau bagian yang tak bisa ku lupakan Menanti di kesunyian Menempuh cara terbaik tuk dapatkan Kau memberikan harap, namun hanya sesaat dan luka tersirat Kau acuh saat ku tak mulai mencoba dan lupa siapa yang ada Saat kau butuh bahagia! Oh. Ini kah rasa yang tak akan berbalas Apakah ku dibodohi rasa Sampai kapan kau hentikan, busuk senyum yg engkau berikan Kau pikir kau segalanya, ku muak selalu ada Hentikan... Hentikan Lelah kau buang waktu percuma Lihat aku sedikit saja Menghilanglah, kau dari ingatanku Menghilanglah Ini tentang seseorang yang selalu datang Saat kau butuhkan (Saat kau butuhkan) Ini tentang hati yang tak pernah berbalas Yang tlah kau hancurkan Sampai kapan kau hentikan Busuk senyum yang engkau berikan Kau pikir kau segalanya, ku muak selalu ada Hentikan... Hentikan Katakan ku tak pantas untukmu Katakan...

"Bukan saatnya kau terdiam Kini saatnya kau bangkit tanpa bungkam Bukan saatnya kau tundukan kepalamu Kini saatnya kau tegakan setiap langkahmu Mari semua kawanku, ayo semua berdiri Wujudkan harapanmu, raihlah angan ini Mari semua kawanku, ayo semua bernyanyi Genggam erat tanganku, bersama gapai yang kita mau Bukan saatnya kau ingat masa lalu Kini ingatlah masa depan menantimu Mari semua kawanku, ayo semua berdiri Wujudkan harapanmu, raihlah angan ini Mari semua kawanku, ayo semua bernyanyi Genggam erat tanganku, bersama gapai yang kita mau Jika ada kemauan (jika ada kemauan) Pastikan ada jalan (pastikan ada jalan) Mari semua kawanku, ayo semua berdiri Wujudkan harapanmu, raihlah angan ini Mari semua kawanku, ayo semua bernyanyi Genggam erat tanganku, bersama gapai yang kita mau Mari semua kawanku, ayo semua berdiri Wujudkan harapanmu, raihlah angan ini Mari semua kawanku, ayo semua bernyanyi Genggam erat tanganku, bersama gapai yang kita mau Nanana-nana-nana-na-na Nanana-nana-nana-na-na Nanana-nana-nana-na-na Nanana-nana-nana-na-na"